KAPOLRI. ISIS MENGANGGAP POLISI KAFIR HARBI YANG HARUS DI PERANGI


"Ideologi Yang Tidak Berdasarkan Tauhid Wal Jihad Disebut Thagut, Haram Kafir Termasuk Polri Pendukung Pancasila"


Ns.com, Jakarta - Sabtu (27^5/2017) Kapolri mengatakan jaringan teroris yang meledakkan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, menganggap polisi adalah kafir harbi. Jaringan teroris yang meledakan dua bom itu berafiliasi dengan ISIS Bahrun Naim.

“Tentu kami melihat memang Polri menjadi sasaran, karena doktrin mereka. Kita harus paham bahwa ISIS itu dibentuk oleh dua komponen utama, pertama tauhid wal jihad in irak, serta komponen eks militer Saddam Hussein yang dibubarkan, sehingga ideologi yang dibawa oleh mereka tauhid wal jihadnya adalah Takfiri,” kata Tito Karnavian di RS Polri Kramat​ Jati, Jakarta Timur, Jumat (26/5).

Dia mengatakan dalam ideologi takfiri yang dianut oleh anggota ISIS konsep utamanya adalah Tauhid. Sehingga ideologi yang tidak berdasarkan tauhid dianggap haram dan kafir. Pembela ideologi yang tidak berdasarkan tauhid disebut thagut, Haram Kafir termasuk TNI, Polri dan pendukung Ideologi Pancasila dasar Negara Indonesia.

“Tauhid wal jihad di Indonesia dipimpin Aman Abdurrahman, tahun 2003 terjadi ledakan di Cimanggis. Pendukung utama dari tauhid wal jihad di Irak yang dipimpin oleh Abu Muhammad Maqdisi itu juga mengusung ideologi Takfiri. Konsep utamanya Tauhid, segala sesuatu harus berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Sehingga, bagi mereka yang tidak sesuai dan tidak berasal dari Tuhan, dianggap mereka adalah haram atau kafir,” ungkap 

Mantan Kepala BNPT itu mengatakan ada dua jenis kafir yang dimaksud oleh kelompok ISIS. Pertama adalah kafir harbi dan kedua adalah kafir dzimi. Kafir harbi adalah kaum kafir yang dianggap menyerang atau memusuhi mereka.....(Wd/Ns.c).



Lp. Sumber Kapolri
Editor. Andi PW.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.